“Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad.”
Artinya:
“Ya Allah, berikanlah rahmat-Mu kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad.”
Dengan penuh rasa suka cita dan cinta, teriring alunan sholawat kepada nabi SAW, warga desa cugung merayakan hari kelahiran sang pemimpin umat, pemimpin sepanjang jaman nabi besar SAW.
Sebagaimana biasa di laksanakan setiap tahun nya,warga desa Cugung dalam rangka memperingati hari kelahiran Nabi SAW,mengadakan riungan maulid berikut rangkaian acaranya,seperti dilaksanakan sebelumnya, "riungan" dalam bahasa sunda yang artinya menggambarkan rasa syukur atas segala nikmat yang di berikan allah SWT dan ajaran Nabi SAW dalam islam,dan sebagai bentuk rasa saling berbagi antar sesama.
Yang unik dari Pelaksanaan "riungan" maulid Nabi SAW ini adalah warga desa cugung sebagai tuan rumah membuat dan menyajikan "hancengan" (berbagai macam bentuk olahan makanan dan bermacam barang kebutuhan sehari-hari) sebesar-besarnya dan sebanyak-banyaknya dengan di bentuk sedemikian rupa kemudian khusus di sajikan untuk para warga tamu undangan sebagai oleh-oleh atau buah tangan (disebut barekat) .kegiatan riungan di laksanakan secara bergantian oleh dua desa tersebut (cugung-kerinjing) dengan jadwal pertama desa cugung sebagai desa pengundang/tuan rumah dan desa kerinjing sebagai desa/warga ter-undang dan di lakukan hal yang sama bergantian pada waktu berikutnya selang waktu kurang lebih seminggu setelahnya yang juga menggambarkan kerukunan antar desa dan sesama umat islam.
Adat budaya "riungan" dalam memperingati hari kelahiran Nabi SAW merupakan salah satu bentuk kearifan lokal yang senantiasa di jaga dan di lestarikan khususnya di desa cugung kerinjing,sebagai salah satu kebudayaan islam yang memiliki banyak makna dan arti serta penggambaran kehidupan sosial masyarakat yang saling berbagi,rukun dan damai.
Suasana riungan acara peringatan Maulid Nabi SAW di Desa Cugung